Tangan Robotik Buatan Pelajar SMK Hebohkan Nusantara
Tangan robotik buatan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan belakangan ini sempat membuat gempar bukan hanya jagat dunia maya namun hingga ke seluruh penjuru negeri di Republik Indonesia kita tercinta. Siapa sangka, Alwan Hanif Ramadhan yang pada saat itu baru saja menginjak usia terhitung masih sangat belia yaitu 16 tahun, telah mampu menemukan tangan prostetik berikut sistem robot muktahir nya.
Temuan ciptaannya tersebut sangat menjanjikan karena besar kemungkinan dapat diproduksi secara massal dengan biaya yang relatif terjangkau pula. Sontak saja sejumlah awak media pun ramai berdatangan silih berganti ingin mewawancarai calon harapan bangsa di masa depan tersebut seraya ingin mengorek informasi yang mendetail tentang sosok ilmuwan cilik tersebut.
Pada mulanya Hanif merasa simpati melihat kondisi seorang teman dekatnya yang tergolong warga disabilitas, lebih tepatnya tanpa telapak tangan maupun jari – jemari. Seketika itu juga muncul semangat dan dorongan kuat dalam dirinya untuk membantu temannya yang menyandang gelar difabel, dan mulailah ia melakukan riset kecil-kecilan melalui berbagai sumber di internet.
Hanif semakin termotivasi manakala menemukan ribuan artikel yang seakan sependapat bahwa tangan robotik itu bukan lagi menjadi sebuah hal yang mustahil. Namun, Hanif sempat kecewa karena melihat bahwa tangan buatan tersebut dibanderol dengan harga yang fantastis dan cenderung mahal untuk anak seusianya.
Tangan Robotik Buatan Pelajar Hampir Sirna Karena Penciptanya Sempat Putus Asa
Sebagai seorang siswa biasa, Hanif sempat berkecil hati karena biaya menyambungkan saraf pada otak menuju anggota gerak tangan bukanlah perkara mudah. Itulah sebabnya satu unit tangan robot di pasaran bisa senilai ribuan US Dollar, dan dari sanalah semangatnya mulai membara untuk menorehkan sejarah yaitu dengan penemuan tangan robotik buatan pelajar SMK.
Supaya dapat menekan ongkos produksi, tangan robot yang biasanya berbahan besi ataupun logam ia ganti dengan material alternatif yaitu plastik. Namun itu bukan plastik biasa, melainkan berjenis PLA dan TPU yang memiliki sifat solid namun juga lentur di saat bersamaan.
Dari sanalah terbentuk cikal bakal di mana beberapa tahun setelahnya Hanif berhasil mengembangkan karya temuannya menjadi terwujud ke dunia nyata. Kemudian ia pun berlanjut ke persoalan berikutnya yaitu mencari komponen bahan pengganti sensor otak yang notabene membuat harga barang ini selangit.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, karena riset Hanif pun berbuah manis, ia akhirnya mendapati bahwa sensor FSR dapat dimanfaatkan sebagai pengganti sensor otak sekaligus lebih bersahabat di kantong. Satu unit tangan robotik buatan Hanif dapat anda pesan dengan masa tunggu sekitar dua bulan dan biaya hanya setara kurang lebih lima ratus ribu rupiah saja.